Saat ini semua orang
sedang mengejar mimpi mereka. Aku pun menyadari untuk duduk bersama
sebulan satu kali saja susahnya bukan main. Seperti semua orang memiliki dunia mereka sendiri yang baru. Belum lagi bagi mereka yang dinas
di luar kota. Di awal tahun 2015 ini
aku mulai memahami, fokus hidup setiap orang berbeda. Banyak temanku yang
memilih untuk melanjutkan studi ke jenjang master. Sebagian besar memilih untuk
menjadi pengacara, banker, atau pegawai perusahaan. Ada juga yang memilih untuk
menikah muda.
Mencari pekerjaan di
Indonesia tidaklah mudah. Persaingan sangat ketat dengan kriteria berbeda-beda. Banyak juga sarjana dari universitas bergengsi tapi
sampai saat ini belum mendapatkan kesempatan untuk bekerja atau mungkin belum mau
bergabung dengan perusahaan tertentu dan masih ingin mencari yang terbaik.
Akupun awalnya begitu.
Aku jadi ingat perkataan
Ibuku. “Pekerjaan pertama kamu itu belum tentu pekerjaan yang kamu mau. Tapi
syukuri, Nak. Banyak orang yang belum dapat kesempatan untuk kerja seperti
kamu. Terima rezeki yang datang, insya Allah rezeki ke depannya akan lebih
mudah dan berdatangan.” Kata orang tua, jangan menolak rezeki. Pamali. Dengan perkataan
Ibu inilah pada bulan November lalu aku mencoba memulai karier menjadi Paralegal di sebuat kantor pengacara
yang memiliki asosiasi dan berbudaya sangat Jepang.
Dunia kerja sangat
berbeda dengan kuliah. Pada bulan pertama aku di kantor rasanya waktu bergerak
sangat lamaaa sekali, sampai-sampai aku memutuskan untuk melepas arloji di
tanganku dan menutup jam digital di ujung desktop komputer dengan post-it. Namun lama kelamaan mulai terbiasa. Sudah hampir dua bulan bekerja
disini dan banyak hal yang bisa kupelajari. Salah satu bonusnya adalah belajar
bahasa Jepang dengan senior dan Sensei di kantor.
Aku juga masih mengejar
cita-cita ku kok untuk menjadi PNS. Semoga di tahun ini lebih gemilang dan berkah.
Aamiin.